Bidadari kecilku
Di
terbitnya matahari pagi dengan di sertai hembusan angin, saya dan adikku duduk
di taman dengan bunda. Di pagi hari seperti biasa, saya dan adik sedang
berolahraga lari dan main sepeda di taman dekat rumah. Namaku Noumi dan adikku
bernama Ciara, saat ini saya berumur 14 tahun dan Ciara berumur 4 tahun.
Setelah bermain – main, Ciara berkata “Kak, setelah bermain seperti beli es
krim di toko bu Hanna”. Saya menjawab dengan lembut ,“Adik bukannya kamu
kemarin habis sakit panas dan pilek, jadi lebih baik jangan beli dulu”.
Keesokkan di pagi hari yang cerah, saya dan bunda di ajak ke pasar. Disana
bunda membeli sayur, buah, dan ikan. Sesampai dirumah, saya melihat Ciara sedang
menangis. Lalu Noumi bertanya, “Dik, kenapa menangis ? cerita sama kakak”. “Tadi
waktu adik bangun, adik cari kakak dan bunda. Kata ayah, kakak dan bunda ke
pasar. Kakakkan janji katanya mau ajak Ciara ke pasar hari ini ?”kata Ciara, “Ya
adik, kakak minta maaf. Karena tadi adik belum bangun, akhirnya kakak pergi
berdua dengan bunda”kata Noumi. Keesokkan paginya, Noumi dan Ciara pergi ke
sekolah dengan ayah. “Ciara sekolah yang
pintar ya nak”kata ayah, “Ya, ayah”kata Ciara dengan wajah kusut. Ayah pun
jalan lagi, di tengah jalan ayah bertanya pada Noumi. “Nak kenapa hari ini
Ciara cemberut terus ?”, “Mungkin dia masih marah sama kakak, karena kemarin
kakak tidak ajak Ciara ke pasar” kata Noumi. Sesampai di sekolah Naumi, Naoumi
disambut oleh 3 sahabatnya. “Ratna, Angel.. Jessika mana ?”tanya Noumi pada
kedua temannya, “Ternyata Jessika belum pamitan sama kamu, Jessika kemarin
pindah rumah dan sekolah ke Singapura”kata Ratna. “Saya tidak diberitahu dengan
Jessika, terus penggantinya ada ?”kata Noumi, “Kata bu Gita ada, tapi masih
belum ada informasi lagi”kata Ratna. Mereka pun pergi ke kelas, sepulang
sekolah Noumi mengajak kedua temannya mengerjakan tugas Fisika di rumah. “Angel
kamu kerjakan nomer 1 sampai 10, sementara Ratna kerjakan 11 sampai 20. Saya
kerjakan nomer 21 sampai 30, tapi sebelumnya saya ke belakang untuk mengambil
minum dan camilan di kulkas”kata Noumi sambil berjalan ke dapur, tiba – tiba ada
suara piring jatuh dan Noumi segera ke dapur. “Adik kenapa piring dijatuhin ?
aduh kakimu berdarah, sini kakak obati”kata Noumi, “Kakak adik, ada apa ini ?”tanya
bunda. “Tadi kakak jatuhin piring sampai kena kakiku bun, sekarang lihat kakiku
berdarah. Kakak sekarang jahat sama aku”kata Ciara, “Kak sebagai hukumannya
kamu tidak boleh jajan selama seminggu, kamu bawa bekal dari rumah”kata bunda
dan sementara Noumi pergi ke kamar. Malamnya saat ayah datang, ayah langsung ke
kamar Noumi. “Noumi.. Ini ayah nak, ayah bias bicara sebentar dengan kamu ?”kata
ayah di depan kamar, “Ya ayah, silahkan masuk”kata Noumi. Ayah pun masuk ke
kamar Noumi, Noumi pun bercerita tentang kejadian hari ini pada ayah. “Oh..
Jadi kamu bersalah saying, maafkan bunda ya.. Ayah akan bicara pada bunda kalau
jangan menuduh dulu dan percaya, ayah juga akan bicara pada adik kecilmu Ciara”kata
Ayah, “Terima kasih ayah, menurutku ayah paling baik”kata Noumi. Ayah pun
langsung pergi ke kamar Ciara, “Ciara anakku yang paling kecil, coba kamu jujur
sama ayah. Kenapa kamu berbohong pada bunda ? kalau piring itu bukan dipecahkan
oleh kak Noumi”tanya ayah . “Karena Ciara kesal sama kakak, kemarin Ciara tidak
diajak ke pasar. Kata kakak, Ciara diajak. Ternyata Ciara tidak ditunggu dan di
tinggal, aku kesal banget sama kakak” kata Ciara dengan wajah kesal, “Bidadari
kecilku.. Sini lihat ayah”kata ayah dengan lembut, Ciara pun membalikkan
badannya ke ayahnya. “Sayang, kamu jangan dendam sama kakak. Kakak kemarin mau
ajak Ciara kok, tapi sayangnya Ciara masih tidur. Sayang, Rasulullah saja tidak
pernah dendam. Jadi sekarang Ciara minta maaf ya sama kakak, Allah saja maha
pemaaf. Tidak baik sayang, kalau marah selama 3 hari. Jadi, besok Ciara minta
maaf sama kakak dan bunda”kata ayah, ayah pun pergi ke kamarnya untuk menemui bunda
dan menceritakan kejadian yang benar. Keesokkan paginya, seperti biasa Noumi
dan Ciara pergi ke sekolah. Di sekolah, ternyata Noumi mendapatkan teman baru. “Kenalkan
namaku Eli, lengkapmya Elizabeth Purnama Cahyaningsih. Aku dari Jawa tengah,
aku ke Jakarta karena ayahku ada kerjaan disini” kata Eli, “Namaku Noumi,
sebelah kanan namanya Angel, dan sebelah kiri namanya Ratna” kata Noumi.
Sepulang sekolah, Noumi diajak sekeluarga ke taman dekat rumah. Disaat sedang
bersenang – senang, Ciara berkata, “Kak aku minta maaf kalau sudah dendam, aku
kemarin kesal sama kakak. Bunda.. Ciara minta maaf juga kalau sudah berbohong
dengan kejadian sebenarnya”. “Sayang, bidadari kecilku.. Bunda sudah maafkan
Ciara, pesan bunda jangan dendam lagi sama kak Noumi” kata bunda, “Dik.. Kakak
sudah minta maaf, kamu kalau kesal bicara saja dan jangan di pendam dalam hati”
kata Noumi. Mereka pun akhirnya menyadari bahwa bidadari kecilnya yang awalnya
jahat akan berubah jadi baik, Noumi dan Ciara tumbuh besar dan bisa sekolah di
Amerika.
Pesan Cerita :
“Jadi manusia jangan punya rasa dendam dan
marah, apalagi tidak baik dendam 3 hari”